Catatan Harian Andika

ICMI Nagan, Rumah Besar Para Tokoh Nanggroe Rahmani

Published

on

ICMI Nagan, Rumah Besar Para Tokoh Nanggroe Rahmani

Sepulang mengantar Ilham, adik yang sedang sakit ke puskesmas, Xiomi lawas saya berdenting. Pesan WA masuk mengingatkan acara pesta anak mantan Panglima GAM, Teuku Cutman setelah dhuhur. Tepat setelah sholat dhuhur pak Rasyid, mantan Camat Kuala melambai setengah berteriak "Jak Rumoh Cutman?", saya mengangguk sambil mengacungkan jempol tanda mengiyakan. 

Tapi saya tiba-tiba ingat tadi malam janjian dengan pak Kasem ; ke pelantikan ICMI dulu baru ke tempat Cutman. Hampir saja saya lupa hari ini pelantikan ICMI. Sebagai anggota tak mungkin saya tidak datang. Dengan cepat saya mengambil kembali HP Xiomi lawas dan mengetik nama Pak Kasem Arief. 

"Pak, tajak rumoh Cek Cutman ile atau acara ICMI ile?" tanya saya untuk memastikan. Karena memang kita sudah janjian akan pergi berdua untuk kedua acara tersebut. 

"Harus ICMI ile. Nyan acara tokoh dan wate terbatas" Jawab pak Kasem dengan gaya birokratnya yang kaku dan setengah memaksa. 

Saya menarik nafas sambil menjawab "Get pak". Tanda tak ada lagi bantahan. 

" Selesai acara ICMI baroe tajak rumoh Cutman" Tambah beliau. Sekali lagi saya mengiyakan lalu menutup telepon tanpa lupa mengucapkan salam. 

Pak Kasem akhirnya menjemput saya kerumah. Kami gantian sebagai supir. Tak layak seusia beliau menyupiri saya yang masih "barosa". Sebuah istilah yang menunjukkan seseorang masih muda secara usia. 

Kali ini pelantikan ICMI dilaksanakan di Aula Kemenag Nagan Raya. Senyum sumringah beberapa orang menyambut kami didepan pintu Aula. Semua adalah guru dan senior. Terpaut usia puluhan tahun diatas saya. Sebagian banyak sudah saya kenal. Saya mencoba membangi senyum dan pura-pura kenal dengan yang belum saya kenal. Intinya, saya memerasakan aura kedewasaan. Memang tak salah menyebutnya tempat berkumpul para cendekiawan. 

Semuanya memakai jas hitam seperti kesepakatan pada saat rapat panitia pelantikan. Saya sendiri memakai kemeja kuning. Pertama, karena saya merasa tak layak menggunakan jas sebab saya bukan tokoh dan yang kedua, saya memang kesulitan menggunakan jas karena tak biasa sehingga terasa panas ditambah berat badan naik drastis. 

Selama pelantikan saya memperhatikan seisi ruangan sambil mendengar sambutan demi sambutan sembari menulis ini. ICMI Nagan Raya menurut saya adalah tempat berkumpul orang-orang yang punya pikiran lebih dari masyarakat biasa. Dalam masyarakat mereka semua adalah magnet. ICMI Nagan Raya seperti namanya adalah rumah para cendekiawan. Kecendekiawan akan terlihat ke permukaan ketika mereka menempatkan diri sebagai masyarakat kelas menengah yang identik dengan sikap kritis, berani, gigih dan idealis. Seandainya para tokoh yang saya perhatikan hari ini berkumpul punya kesamaan cita-cita memakmurkan 'Bumoe Rahmani" Nagan Raya menjadi daerah yang Baldatun Thoyyibatun Warabbun Ghafur, maka alangkah luar biasanya Nagan Raya ini. Sebab ada banyak pekerjaan rumah Nagan Raya yang mangkrak tak selesai. SDA melimpah yang tidak menguntungkan pribumi. Para sarjana yang melambai-lambaikan ijazah tanda kuliah hanya menambah jumlah dalam data pengangguran. Masalah ketepatan dan kepastian hukum. Kontestasi politik yang jauh dari pada baik atau bisa dikantakan rusak.

Ini adalah PR besar para cendekiawan. Orang yang Allah berikan kelebihan akal dan pikiran yang nanti pasti dan pasti akan Allah hisab. Seperti kata paman Ben dalam salah satu serial Marvel 'Spiderman 1' ; "Kekuatan yang besar mengharuskan tanggungjawab yang besar pula". 


Terakhir, Selamat atas pelantikan ICMI Nagan Raya Periode 2021-2024! 


*Suka Makmue, Di sela-sela mendengar sambutan dan pelantikan pengurus ICMI Nagan Raya.